Kekasih, sudahkah kita menakar cinta. Jika
masih ada pertanyaan kenapa harus ditakar, sebab cinta tak tetap. Cinta memuai
dan mengkerut. Kita harus sering menakar cinta kita. Sebab apa, sebab Cinta
manusia sering berbalut karat. Cinta yang berkarat hendaklah selekasnya disepuh
dengan kebeningan hati, kejernihan akal jika manusia adalah makhluk. Seyogyanya
makhluk ia akan mengagungkan pencipta. Dialah ALLAH, pemilik segala yang tampak
dan tersembunyi, yang terlihat dan yang rahasia. Cinta ALLAH tak mungkin kita
bisa menyamai. Cinta ALLAH adalah cinta Kaffah, dan kita selalu lupa untuk
berbenah. Atau kita menciptakan keheningan dalam keramaian. Kalian adalah
manusia pilihan, yang diberi hak untuk menikmati dunia. Maka carilah ridha
allah, sebab dengan mencarinya cintamu yang berkarat lambat laun akan meluruh,
hilang, dan menjadi cinta yang kaffah.
Apabila yang berkarat itu cintamu kepada
manusia, maka tak ada jalan lain selain menebar sapa kepada sesama. Bertegur
sapa adalah membuka kran kebaikan. Setelah kran itu dibuka, tentu insyaallah
segala kebaikan akan mengalir. Ingatlah, sesama manusia itu ladang amal. Saling
menolong dan membantu adalah kasih dalam perbuatan bukan hanya teks yang
dibaca. Maka segeralah mulai memerhatikan saudara, teman, tetaangga, orang
terdekat, yang jauh, yang satu perjalan, atau yang dalam perjumpaan.
Melakukan hal yang kadang hal yang dianggap
sepele merupakan bakti terhadap kasih sayang. Memberikan air minum, membawakan
sesuatu, menyediakan waktu untuk berbagai tentu akan mengindahkan kehidupan
ini. Sepatutnya kita menghindari orang lain tersinggung, menjaga diri, memelihara
adab demi kehidupan bersama menjadikan dunia ini lebih indah, lebih indah dari
sekedar angan-angan.
Omah gedheg, 17 Mei 2013.
(Nasihat untuk diri sendiri)
No comments:
Post a Comment