Sunday, May 24, 2015
Omah Gedheg: Langgam, Isyu terkini, dan yang Memecah Belah
Omah Gedheg: Langgam, Isyu terkini, dan yang Memecah Belah: Kenapa kita tiba-tiba selalu meributkan sesuatu hal. Apakah sebab kita memang setiap hari merasa lebih pandai, lebih berpengetahuan, l...
Langgam, Isyu terkini, dan yang Memecah Belah
Kenapa kita tiba-tiba
selalu meributkan sesuatu hal. Apakah sebab kita memang setiap hari merasa
lebih pandai, lebih berpengetahuan, lalu satu hal akan menjadi sebuah
perdebatan. Apakah memang satu manfaat kita belajar adalah soal perdebatan,
menjadikan diri menjadi lebih daripada manusia yang lain, atau lebih dari
makhluk yang lain. Pernah ingat sebuah ayat, yang membedakan diantara kita
adalah Takwa, dan ukuran takwa bukanlah memakai standar ataupun indicator.
ALLAH yang memiliki segala.
Isu kontemporer adalah
isu menyesatkan, berita terkini adalah berita dalam tataran pikiran dan
pengetahuan. Pernah ingat cerita Nabi Muhammad mendapat cahaya pertama, wahyu
pertama turun kepada manusia pilihan. Bukan manusia berpengetahuan, apalagi
manusia yang merasa pandai secara ilmu. Manusia yang dengan seganap jiwa dan
hati untuk dekat kepada ALLAH. Maka ALLAH memilii hak untuk memberinya sebuah
cahaya, penerang. Cahaya diri yang sebenarnya juga untuk mencahayai sekitarnya,
mencahayai umat agar segera lepas landas dari jaman jahiliyah.
Kalau hari ini isu
langgam pembacaan ayat-ayat yang turun pada ribuan tahun itu menjadi monster
dalam pikiran dan akal, trus engkau akan mendapatkan apa. Apakah pengetahuan
diri lebih berari kepada usaha mendekatkan diri kepada pemilik. Apakah kau
merasa setiap suara dari bumi sampai ke langit. Bukankah nabi Muhammad
bercahaya dulu baru sampai ke langit, begitu juga dengan bacaan kalam-kalam
itu. Apakah sampai ke langit. Bisa jadi
ia hanya membuat telingamu terkagum dengan suaranya, tanpa mau menaikkan ke
langit. Apakah walau bacaan benar, sesuai ini, itu lalu sampai ke langit. Jangan
percaya kepada teori ilmuwan pengetahuan yang senantiasa menganggap ALLAH
adalah makhluk sehingga selalu menyamakan dalam perkiraan pikir dan akal
mereka. Suara dari hati, dengan lemah lembut, mungkin saja. Trus bacaan bagus,
benar dan berlanggam langgam itu apakah sampai ke langit, sedangkan setelah itu
menerima bayaran?
Tuesday, May 19, 2015
Pulau Seberang
Ketika
engkau membaca cerita ini mungkin saja aku sudah di tengah laut dalam
perjalanan ke pulau seberang, tentu hanya aku dan kamu yang tahu di mana pulau
tujuan itu. Kita pernah bersitegang dengan tempat tujuan ini. Pulau ini memang
tak memiliki keindahan, tetapi berulangkali aku mengatakan aku ke sini bukan
untuk bersenang-senang, menikmati keindahan, lalu mengekalkan dalam sebuah
cerita. Ketika sejak kecil aku bercita-cita menjadi penulis, dan mengisahkan
yang terlihat, dan untuk tempat ini aku tak akan menceritakan.
Tempat
ini begitu special bagiku, sayang. Tak ada yang melebihi keindahan dan memory
yang tertancap di kenangan. Memang ketika yang lain menganggap pulau ini
menjadi neraka, pulau ini menyimpan ari-ari. Dan melupakan pulau ini sama saja
melupakan sejarah. Siapa yang sudi lepas sejarah, dan menjadi manusia fakir
sejarah.
Maka
aku datang, sayang. Menatapi rumah tua, jalanan penuh rumputan, dan kelindan
masa kecil yang berkejaran di sekitar perdu bamboo kuning. Aku ingat segalanya.
Ingat derita, fitnah. Dan yang paling teringat adalah senyum ayah dan ibu dalam
genangan darah. Mungkin ini kepulangan terakhir, bisa jadi aku tak akan
meninggalkannya lagi. Dan semoga engkau masih bersedia menemaniku di rumah ini,
walau keinginan itu hanya beberapa porsen saja.
Wednesday, May 13, 2015
Mikraj
Begini saja, kita
mulai dengan analogi paling rendah dan mudah diterima oleh semua saja. Tanpa kutipan
ayat, hadist ataupun pendapat ulama. Sebab tafsir bisa jadi membingungkan,
membuat perdebatan, dan memercikan permusuhan. Nabi Muhammad adalah makhluk,
dan ALLAH adalah Maha Pencipta, Maha Segalanya dan tak ada teori yang dapat
menjelaskan dengan kemahaan ini. Tak ada persamaan dan perumpaan ilmu ALLAH
dengan kita, apalagi membandingkan dengan makhluk.
Isro Mikroj adalah
perjalanan hamba pilihan, dengan kehendak ALLAH maka manusia pilihan tersebut
Mikroj. Bolehlah kita bisa ber-Isro, namun apakah setiap orang bisa Mikraj. Bisa
iya, dan bisa juga tidak.
Makkah—Palestina adalah
jarak, langit dan bumi adalah jarak. Dengan apa semua ditempuh. Bisa dengan
ilmu, tapi jangan salah “ilmu” di sini bukanlah ilmu yang kita pahami, bisa
jadi kita berilmu, dan ingatlah selalu bahwa ilmu yang ada di dunia tak bisa
lebih dengan kotoran kuku. Ini perumpaan yang membuat kita harus berpikir
ulang. Kalau kita masih berpikir membandingkan ilmu ALLAH dengan ilmu kita sama,
maka bersiaplah tersungkur. Dan janganlah kita menganggap riwayat dan laku
ulama kita jadi sandaran tentang ilmu. Bukankah manusia berbeda dalam laku dan
takdir.
Kita harus
senantiasa membersihkan hati, membuka hati agar ilmu Ilahiah datang, mengayakan
keimanan dan katuhidan kita. Marilah kita bersiap Mikroj, bukankah kita juga
manusia, dan biarlah ALLAH yang berkehendak kita pantas atau tidak untuk naik. Salam
Istiqomah.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Palemboko, tempat nyaman penuh pesona
Tak ada habisnya, tempat yang nyaman selalu dicari. Waktu luang, dipergunakan untuk mencari hiburan, menenangkan pikiran, kenyamanan dan me...
-
Tak ada habisnya, tempat yang nyaman selalu dicari. Waktu luang, dipergunakan untuk mencari hiburan, menenangkan pikiran, kenyamanan dan me...
-
Apa dan siapa yang dalam kehidupan ini belum pernah berdoa. Konon itu pujian, harapan, permintaan. Keinginan, serta menuju lebih baik. Emang...
-
Tak ada tempat di Bogor itu biasa bisa saja, mungkin hanya belum ditemukan atau belum diunggah di media sosial. Satu yang baru, dan sekaran...