Sunday, September 27, 2020

Martabak dan Saya

Mula pertama di Jakarta (dulu) adalah tentang keheranan saya dengan penamaan martabak, iya Martabak. Makanan dari bahan dasar terigu itu membuat nggumun. Gerobak penjual martabak begitu banyak, seperti berjejer. Baiklah, dalam ingatan saya martabak telur lebih mengena. Kalaupun ada martabak Manis, saya lebih terasa melihat kue terang bulan-- begitu ingatan saya dari kampung. Walau variasi rasa mata lebih kaya warna. Martabak Manis, ya mungkin kue terang belang versi kota.
LE

Martabak, konon berasal dari arab. Dalsm bahasa indonesia berarti terlipat. Bisa dibayangkan hubungan ini. Kue ini, katanya lagi sajian yang ditemukan di Arab Saudi. Mungkin juga keterbatasan saya, ketika pernah di Arab Saudi, oleh teman saya dibelikan roti buaya ( versi betawi) roti ini dimakan dengan kuah bumbu kari. Mungkin juga teman saya yang kuliah di darul Qur' an lebih mengenal roti itu, daripada jenis martabak.

Kembali soal martabak. Beragam gerobak martabak menawarkan rasa beragam, juga rasa lokalitas. Sebut saja martabak bangka, Dan bandung. Kota Bangka dan Bandung seakan ingin menjadi semacam sejarah muasal martabak. Kue ini memang Manis dari keuntungan dan juga rasa. Boleh saja memberi stempel martabak menurut lokalitas berasal, tetapi beberapa kali membeli kue ini membuat kaget.

Martabak juga tersebar di  Malaysia dan Singapura, mungkin saja kemelayuan dan kearaban kadang berpadu rasa di lidah. Ada yang menamai kue apam balik, kembali saya ingat Ibu saya kalo mau lebaran syawal membuat apem, yang digarang atau didhang  tetapi sepertinya bukan dari terigu, namun dari tepung beras.

Pada suatu kesempatan, penjual warung nasi asal brebes, tetapi juga menamai warungnya warteg membuka usaha gerobak martabak.
: anak kecil di desa saya pasti bisa buat martabak, mas....

Ini membuat arah ekspetasi tentang martabak berubah. Berubah segalanya, dari anak anak bisa membuat martabak adalah seperti menjadi kekayaan lokalitas. Pun begitu, membuat arahnya kekayaan pengetahuan.



Di Kodau, Bekasi, Rempoa, dan Juga Sentul hampir penjual martabak berasal dari Brebes. Ini luar biasa.Brebes memang top, juga telur asinnya.

Boleh saja penjual martabak dari mana saja, selain tidak mengklaim ngawur. Bilang martabak bangka, tapi asalnya dari Brebes, atau Martabak bandung, namun asalnya dari Tegal. Pun juga pedagang martabak boleh ingin menjadi apa saja. Lurah, camat, bupati, gubernur atau presiden, tetapi biasanya nggk setinggi itu. Kecuali pengusaha martabak, yang pingin jadi apa saja.

Rempoa, 28 sept 2020

No comments:

Post a Comment

Palemboko, tempat nyaman penuh pesona

Tak ada habisnya, tempat yang nyaman selalu dicari. Waktu luang, dipergunakan untuk mencari hiburan, menenangkan pikiran, kenyamanan  dan me...