Tuesday, October 13, 2020

marhen, Buruh, dan Kenangan

Suatu hari lelaki itu konon mengayuh aepedanya di kota Bandung, hingga  tak terasa hingga sampai di selatan kota Bandung. Lelaki itu Soekarno, yang sedari kecil meletup jiwanya melihat perubahan dan gerak lingkungan. Tentu sebab tak sejalan dengan nurani, letupan-letupan itu melahirkan kritik dan pemberontakan pikir. Di kota yang dia menuntut ilmu mendapati petani menggarap lahan yang sempit, hidup kekurangan, dan serba terbatas.
Dan kemudian kata marhen lahir. Tidak boleh ada penindasan manusia oleh manusia lain. Tidak boleh penindasan bangsa oleh bangsa lain. Marhaenisme visa bisa jaya bila ada demokrasi yang benar benar dijalankan.

Saya ingat, ketika sekolah dasar dan setiap mengisi lembar data orang tua isian pekerjaan ayah buruh tani. Sebagai anak tentu menuruti ucapan itu. Tak panting merunut istilah. Ayah saya hanya lebih sreg dengan istilah itu. Sawah yang luasnya 2000 an meter persegi, dan rutin ditanami padi membuat ayah begitu bangga dengan pekerjaan itu. 

Buruh tani membuat saya bingung sebenarnya, hingga kemudian saya paham. Dari hasil sawah yang saat itu sepertinya belum mencukupi untuk menutup kebutuhan. Sehabis dari sawah, beliu menjadi tukang kayu. Pak Juhardo namanya, usaha mebelair membuat kusen, jendela, atau sesuai pesanan dari tetangga. Tentu kayu kayu yang dipakai bukan sembarangan.

Hingga berjalan tahun, mengerjakan sendiri di rumah. Pesanan bertambah, perlu tenaga maka mencari karyawan. Mengajari anak muda yang puluhan kilometer datang me rumah untuk belajar. Tetap saja kalau ditanya ketika saya mengisi blangko dari sekolah : Buruh Tani

Baiklah, kata buruh ini seperti dengung yang tak lepas dari telinga. Buruh semacam pengakuan, ayah saya menganggap dirinya marhenis, begitupun juga saya belakangan hari ini. Bekerja dengan mengandalkan upah, dengan alat  kecil dan bergantung dengan orang main.



Buruh akan selalu ada, begitu pikir saya. Ada yang tertindas, ada yang nyaman bahagia. Tinggal kau pilih yang mana....

No comments:

Post a Comment

Palemboko, tempat nyaman penuh pesona

Tak ada habisnya, tempat yang nyaman selalu dicari. Waktu luang, dipergunakan untuk mencari hiburan, menenangkan pikiran, kenyamanan  dan me...