Tuesday, May 19, 2015

Pulau Seberang



Ketika engkau membaca cerita ini mungkin saja aku sudah di tengah laut dalam perjalanan ke pulau seberang, tentu hanya aku dan kamu yang tahu di mana pulau tujuan itu. Kita pernah bersitegang dengan tempat tujuan ini. Pulau ini memang tak memiliki keindahan, tetapi berulangkali aku mengatakan aku ke sini bukan untuk bersenang-senang, menikmati keindahan, lalu mengekalkan dalam sebuah cerita. Ketika sejak kecil aku bercita-cita menjadi penulis, dan mengisahkan yang terlihat, dan untuk tempat ini aku tak akan menceritakan.
Tempat ini begitu special bagiku, sayang. Tak ada yang melebihi keindahan dan memory yang tertancap di kenangan. Memang ketika yang lain menganggap pulau ini menjadi neraka, pulau ini menyimpan ari-ari. Dan melupakan pulau ini sama saja melupakan sejarah. Siapa yang sudi lepas sejarah, dan menjadi manusia fakir sejarah.
Maka aku datang, sayang. Menatapi rumah tua, jalanan penuh rumputan, dan kelindan masa kecil yang berkejaran di sekitar perdu bamboo kuning. Aku ingat segalanya. Ingat derita, fitnah. Dan yang paling teringat adalah senyum ayah dan ibu dalam genangan darah. Mungkin ini kepulangan terakhir, bisa jadi aku tak akan meninggalkannya lagi. Dan semoga engkau masih bersedia menemaniku di rumah ini, walau keinginan itu hanya beberapa porsen saja.   

No comments:

Post a Comment

Palemboko, tempat nyaman penuh pesona

Tak ada habisnya, tempat yang nyaman selalu dicari. Waktu luang, dipergunakan untuk mencari hiburan, menenangkan pikiran, kenyamanan  dan me...