Begini saja, kita
mulai dengan analogi paling rendah dan mudah diterima oleh semua saja. Tanpa kutipan
ayat, hadist ataupun pendapat ulama. Sebab tafsir bisa jadi membingungkan,
membuat perdebatan, dan memercikan permusuhan. Nabi Muhammad adalah makhluk,
dan ALLAH adalah Maha Pencipta, Maha Segalanya dan tak ada teori yang dapat
menjelaskan dengan kemahaan ini. Tak ada persamaan dan perumpaan ilmu ALLAH
dengan kita, apalagi membandingkan dengan makhluk.
Isro Mikroj adalah
perjalanan hamba pilihan, dengan kehendak ALLAH maka manusia pilihan tersebut
Mikroj. Bolehlah kita bisa ber-Isro, namun apakah setiap orang bisa Mikraj. Bisa
iya, dan bisa juga tidak.
Makkah—Palestina adalah
jarak, langit dan bumi adalah jarak. Dengan apa semua ditempuh. Bisa dengan
ilmu, tapi jangan salah “ilmu” di sini bukanlah ilmu yang kita pahami, bisa
jadi kita berilmu, dan ingatlah selalu bahwa ilmu yang ada di dunia tak bisa
lebih dengan kotoran kuku. Ini perumpaan yang membuat kita harus berpikir
ulang. Kalau kita masih berpikir membandingkan ilmu ALLAH dengan ilmu kita sama,
maka bersiaplah tersungkur. Dan janganlah kita menganggap riwayat dan laku
ulama kita jadi sandaran tentang ilmu. Bukankah manusia berbeda dalam laku dan
takdir.
Kita harus
senantiasa membersihkan hati, membuka hati agar ilmu Ilahiah datang, mengayakan
keimanan dan katuhidan kita. Marilah kita bersiap Mikroj, bukankah kita juga
manusia, dan biarlah ALLAH yang berkehendak kita pantas atau tidak untuk naik. Salam
Istiqomah.
No comments:
Post a Comment