Tuesday, November 24, 2020

umur serta Cita-cita Masa Depan


Setidaknya tulisan ini selalu menganggu pikiran says, mungkin juga kalian yang sudi membaca dengan meluangkan waktu, kok visa lalu mau membaca keluhan orang main. Kalaupun bukan keluhan, ini sebagai ungkapan pembacaan.
Setidaknya begini, dua bulan ini saudara dekat saya meninggal. Ada sepupu, kakak ipar, sepupu lagi, trus tetangga, orang yang kenal dekat, ahhh untuk menyebutnya pun saya lupa bagaimana hubungan saya dengan mereka. Ini tentang umur dan kedekatan rasa. Umur itu tentang berpikir masa depan, jauh ke depan, dan akhirnya akhirat- opps ngeri ya.

Ketika kecil, dari beberapa orang yang saya sebutkan di atas interaksi kami sungguh dekat, walau berbeda USIA, toh kami bersemuka dan ngobrol dengan intens. Mereka memandang saya sebagai anak kecil, dan mereka mendongengkan kedewasaan dan harapan. 

Namun usia itu berjalan, saya beranjak tua, begitu pula mereka, kami bisa saja satu meja. Bukan sebagai anak kecil dan orang dewasa. Posisi kami tidak njomplang. Kami kemudian menggambar masa depan, tentu dalam garis ideal kami. Ada yang pingin Maya raya, menjadi orang bermartabat-dihormati, punya kuasa dan lain lain.

Saya kembali kepada cita cita saya, eh, masak saya sendiri lupa pernah punya cita cita. Masa depan saya, dalam mata cita cita saya hanyalah sebab faktor lingkungan. Saat ini baru sadar, sedari dulu tidak pernah cita cita.

Maka bekerjalah walau hari ini kiamat

Begitu pesan yang selalu terngiang. Kita tak tahu umur, dan masa depan. Kita
bergerak. Saya melangkah, menikmati kehilangan kehilangan, menikmati kwbahagiaan. Dan lupa umur.....

No comments:

Post a Comment

Palemboko, tempat nyaman penuh pesona

Tak ada habisnya, tempat yang nyaman selalu dicari. Waktu luang, dipergunakan untuk mencari hiburan, menenangkan pikiran, kenyamanan  dan me...