Friday, April 10, 2015

Dialog di Meja Makan: Roti dan Singkong

Membuka hari tentu dengan asupan yang cukup, asupan untuk ruhani dan juga asupan untuk jasmani. Bisa diartikan untuk cahaya diri serta kesehatan raga. Kenapa setiap hal harus kita kembalikan kepada keilahian. Apakah mudah membentuk tubuh, apakah mudah menciptakan manusia, melengkapi dengan perangkat—yang terlihat atau yang kasad indrawi. Manusia diciptakan dengan sebaik-baik penciptaan, lalu apakah kita diam saja, lalu menyikapinya dengan biasa-biasa wae. Ada adab sebagai manusia yang ingin kembali suci: bersyukur. Pun begitu dengan sarapan, saya memisalkan sarapan hendaklah yang pas. Pas di sini bisa diartikan sesuai kebutuhan. Tubuh memerlukan gizi cukup, untuk tenaga dan pelbagai aktivitas. Penimbunan gizi, kurang terserapnya tenaga bisa mengakibatkan kegemukan, seperti saya contohnya. Gemuk sedari kecil sepertinya bukan sebab banyak gizi, bisa saya analisa kegemukan saya sebab terlalu banyak makan. Oughh ini rupanya yang membuat saya kurang bersyukur terhadap jasmani. Mulut bisa bersyukur, namun raga sepertinya sering lupa. Makanan adalah energi. Makan adalah nafsu, mengurangi nafsu makan adalah langkah untuk bersyukur. Bisa jadi dengan mengurangi makan kita sedikit bisa menghentikan laju negatif dalam tubuh. Biasa kalau kiyai pas bulan puasa, mengurangi makan sama saja membunuh setan. Tentu saja setan dalam diri, sifat negatif yang bermnakna kemurkaan. Lalu dengan sederhana sarapan saya pun kini berubah. Roti atau singkong, dua makanan yang sepertinya lama tak tersentuh. Kaya karbohidrat dan mengurangi rasa lapar yang berlebih. Singkong yang di Jakarta sekilo empat ribu rupiah sudah cukup banyak, bisa dimakan lagi sore hari. Singkong bisa menurunkan gula darah jika kita menjadikannnya sebagai pengganti nasi. Pun roti, hanya saja sebagai anak kampung roti bolehlah sesekali menikmatinya. Selamat berhari libur, tetap bersyukur, menikmati makan sambil mengingat saudara kita yang lain.

No comments:

Post a Comment

Palemboko, tempat nyaman penuh pesona

Tak ada habisnya, tempat yang nyaman selalu dicari. Waktu luang, dipergunakan untuk mencari hiburan, menenangkan pikiran, kenyamanan  dan me...